5 In" untuk Memupuk Jiwa Wirausaha
Menjadi seorang calon wirausahawan tidak bisa diperoleh dengan hanya bersekolah sampai tingkat paling tinggi karena menguasai ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup untuk menjadi seorang usahawan. Orang tua mana yang tidak ingin melihat anak-anaknya menjadi orang yang sukses? Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi putra-putri yang dicintai. Nah, di sinilah peran penting orang tua sebagai pembimbing sekaligus pengawas, sangat diperlukan dalam mengarahkan anak-anak menjadi mandiri.
Jiwa kemandirian bisa ditanamkan seiring dengan pengenalan dunia kewirausahaan bagi anak-anak karena pada dasarnya jiwa kewirausahaan sendiri mencakup kemandirian sebagai salah satu sikap mental yang harus dimiliki seorang wirausahawan sukses.
Menurut para ahli kewirausahaan sukses, suatu bisnis memerlukan 5 hal (5 In) yakni: 1. Insight (wawasan) tentang seperti apa masa depan nantinya.
2. lntuisi untuk membuat keputusan yang benar.
3. Inisiatif untuk bertindak efektif
4. Inovasi untuk mencipta secara berbeda.
5. lntegritas untuk mengikuti dengan tekun dan jujur
Tanamkan sikap
Bagaimana menanamkan sikap "5 In" tersebut? Sebaiknya sikap tersebut perlu dilatih sejak usia dini. Mencoba menanamkan sikap tersebut sebenarnya tidak rumit. Yang perlu kita perhatikan adalah pada setiap saat dan kesempatan yang tepat, cobalah untuk menceritakan sesuatu tentang hal yang dialami. Misalnya, jika kita sedang membeli singkong keju, maka anak kita bisa diberikan pengertian bahwa tahun 1980-an, ada lagu berjudul "Madu dan Racun" yang salah satu syairnya mempertentangkan antara singkong dan keju. Ternyata apa yang terjadi? Dua puluh tahun kemudian ternyata bermunculan pedagang singkong keju. Jadi, sesuatu hal yang tampaknya tidak mungkin bersatu ternyata dapat bersatu dan menjadi makanan yang enak. Jadi, berikanlah penanaman pengertian kepada anak untuk tidak apriori terhadap suatu hal. Selalu berpikir positif dan mencoba mengambil hikmah dari apa pun yang sedang terjadi.
Ada baiknya selain mengajak anak ke mal, sekali-kali perlu juga mengunjungi peternakan dan pertanian, atau melihat proses pembuatan suatu jenis makanan. Biarkan anak mengenal bagaimana susu diperah, bagaimana penggilingan padi bekerja, bagaimana membuat roti, dan lain-lain, sehingga anak perlu dilatih berpikir adanya suatu proses, tidak berpikir segalanya instan dan tersedia di depan mata tanpa mengetahui ada proses panjang di balik semua yang tersedia. Hal ini akan memancing sikap inovasi dan ini siatif.
Sebenarnya jika dicermati, saat ini orang tua diuntungkan dengan kondisi tersedianya berbagai fasilitas pendidikan yang mendukung keinginan tersebut. Tak sedikit sekolah-sekolah formal maupun nonformal yang memberikan pendidikan ekstra dalam hal pembentukan kepribadian, sikap mental positif bagi anak-anak.
Bahkan beberapa institusi mencoba menawarkan paket-paket yang bersentuhan dengan pemupukan jiwa kewirausahaan dalam berbagai bentuk. Ada lembaga pendidikan yang menawarkan pendidikan nonformal pengenalan kewirausahaan bagi anak-anak, ada pula yang menawarkan pengenalan wirausaha kepada anak-anak diselipkan dalam kegiatan yang menghibur seperti outbound.
Namun para orang tua semestinya tidak lupa bahwa selain mengandalkan pendidikan yang diselenggarakan di luar rumah, sikap mental yang positif sebagai bekal putra dan putri akan lebih terbentuk di lingkungan keluarga. Tak heran jika tak sedikit pengusaha sukses yang ternyata memiliki latar belakang keluarga pengusaha. Selain belajar secara otodidak dari kebiasaan keluarga sehari-hari, ada pula orang tua yang sengaja mengarahkan anak secara perlahan-lahan agar bisa mengikuti jalan yang telah mereka tempuh. Ada pula anak-anak yang mulai coba-coba berjualan di sekolah dengan teman-teman sebagai pelanggan.
Bagi orang tua yang belum bergelut di dunia wirausaha tak perlu berkecil hati. Memperkenalkan wirausaha kepada anak tak melulu dengan memberikan contoh secara konkret seperti dagang atau usaha. Lebih dari itu, membantu mengarahkan sikap sehari-hari mereka seperti kemampuan dalam mengambil risiko, kemampuan menyelesaikan masalah secara kreatif, dan mempunyai motivasi internal yang tinggi untuk berhasil. Hal tersebut bisa jadi dasar yang kuat bagi mereka kelak untuk memulai suatu usaha di usia muda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar